Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) dengan jambul khasnya
EN Endemik Indonesia

Elang Jawa

Nisaetus bartelsi

Panjang

60 cm

Berat

900-1300 g

Habitat

Hutan Hujan Tropis Primer

Reproduksi

1 telur

Status Konservasi

EN
Endangered
IUCN Red List
Status Indonesia Dilindungi Penuh (UU No. 5 Tahun 1990)
CITES Appendix II
Tren Populasi menurun

Ancaman Utama

  • Degradasi dan fragmentasi habitat hutan
  • Perburuan liar untuk perdagangan ilegal
  • Konversi lahan hutan menjadi pertanian

Upaya Konservasi

  • Penetapan sebagai Satwa Nasional (1993)
  • Program pelepasliaran (reintroduksi)
  • Monitoring rutin di Taman Nasional kunci

Ciri-ciri Fisik Elang Jawa

Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) adalah raptor berukuran sedang dengan panjang tubuh sekitar 60 cm. Ciri yang paling mencolok dan ikonik adalah jambul hitam panjang dengan ujung putih (2-4 helai) di kepala yang menjulang vertikal, mirip dengan ilustrasi Burung Garuda. Tubuhnya didominasi warna cokelat kastanye di punggung, dengan pola garis-garis (barring) rapat berwarna cokelat gelap pada bagian dada hingga perut dan kaki. Sayapnya lebar dan membulat, memungkinkannya bermanuver lincah di antara rapatnya pepohonan hutan hujan.

Kingdom Animalia
Phylum Chordata
Class Aves
Ordo Accipitriformes
Genus Nisaetus
Spesies Nisaetus bartelsi

Nama Lokal

Heulang(Sunda)Alap-alap (sering tertukar secara awam)(Jawa)Javan Hawk-Eagle(Inggris)

Sinonim

Spizaetus bartelsi

Habitat dan Persebaran

Elang Jawa adalah spesies endemik yang hanya dapat ditemukan di Pulau Jawa. Habitat utamanya adalah hutan hujan tropis primer yang masih asri, hutan pegunungan, dan hutan sekunder tua. Mereka menyukai area dengan pohon-pohon tinggi di lereng terjal pada ketinggian 500-2.000 mdpl. Keberadaan Elang Jawa sering menjadi indikator kesehatan ekosistem hutan setempat.

Makanan dan Kebiasaan Berburu

Sebagai predator puncak, Elang Jawa adalah karnivora murni. Diet utamanya (60-70%) terdiri dari mamalia kecil seperti tupai, jelarang, dan tikus pohon. Mereka juga memangsa reptil seperti kadal dan ular kecil (15-20%), serta burung-burung lain seperti ayam hutan (10-15%). Elang Jawa berburu dengan cara bertengger diam di dahan tinggi (perch hunting) untuk mengamati mangsa, lalu menyambar dengan cepat dan senyap.

Komposisi Pakan

karnivora
mamalia kecil 65%

tupai, jelarang, tikus pohon

reptil 17%

kadal, ular kecil, bunglon

burung 12%

ayam hutan, burung kecil

Peta Persebaran

Status Endemik

✓ Endemik Indonesia

Negara

Indonesia

Pulau Utama

Jawa

Provinsi

  • Banten
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • DI Yogyakarta
  • Jawa Timur

Fakta Menarik

  • Memiliki jambul ikonik yang sangat mirip dengan ilustrasi Burung Garuda pada lambang negara Indonesia.
  • Merupakan salah satu raptor paling langka di dunia karena hanya hidup di pulau terpadat di Indonesia (Jawa).
  • Elang Jawa adalah penerbang yang sangat senyap, mampu bermanuver di antara rapatnya pepohonan hutan hujan tanpa suara.
  • Pasangan Elang Jawa sangat setia (monogami) dan menjaga wilayah teritorialnya dengan ketat.

Perilaku & Suara

Pola Aktivitas

diurnal

Sosialitas

soliter atau berpasangan (monogami)

Migrasi

Tidak (Menetap)

Karakteristik Suara

"Pekikan tinggi dan melengking 'ii-ii-wiii' atau 'klii-iiuw' yang diulang."

Nada & Jenis

melengking nada tinggi berulang

Pekikan Elang Jawa

Suara Elang Jawa cukup khas, berupa pekikan tinggi dan melengking yang terdengar seperti 'ii-ii-wiii' atau 'klii-iiuw'. Suara ini sering diulang-ulang saat mereka terbang soaring (melayang berputar) di atas kanopi hutan atau saat berkomunikasi dengan pasangannya.

Reproduksi

1

Telur

48

Hari Inkubasi

450

Hari Asuh

42

Bulan Dewasa

Musim Kawin

MeiJuniJuliAgustusSeptember

Tipe Sarang

Tumpukan ranting besar di percabangan pohon tinggi (40-50m)

Siklus Reproduksi yang Lambat

Elang Jawa memiliki tingkat reproduksi yang sangat rendah. Mereka umumnya monogami dan hanya bertelur satu butir setiap dua tahun sekali (biennial breeding). Musim berbiak puncaknya terjadi pada Mei-September. Sarang berupa tumpukan ranting besar dibangun di pohon raksasa seperti Rasamala, pada ketinggian 40-50 meter. Masa inkubasi telur sekitar 47-50 hari, dan anak elang akan diasuh induknya dalam waktu yang sangat lama, hingga 400-500 hari.

Budaya & Sejarah

Simbol Daerah

Satwa Nasional (Satwa Pesona)


Kepercayaan Lokal

Identik dengan lambang negara 'Garuda Pancasila' karena jambulnya.


Sejarah

Koleksi 1820-an, dideskripsikan formal 1924 oleh Erwin Stresemann dari spesimen Max Bartels.

Pemeliharaan & Harga

Info Pemeliharaan

Legalitas:
⚠️ Ilegal / Dilarang Keras
Tingkat Kesulitan:

Sangat Sulit

Memelihara Elang Jawa oleh perseorangan adalah tindak pidana. Strictly Prohibited kecuali lembaga konservasi berizin.

Kisaran Harga

Tidak tersedia di pasaran

Perdagangan spesies ini adalah tindakan kriminal. Tidak ada harga pasar legal.

Update: 2024-12-26

Galeri Foto

Pertanyaan Umum

Apakah Elang Jawa itu Burung Garuda?

Secara simbolis, ya. Elang Jawa dianggap sebagai representasi dunia nyata yang paling mendekati deskripsi Burung Garuda dalam lambang negara Indonesia, terutama karena jambulnya yang khas. Pemerintah menetapkannya sebagai Satwa Nasional pada tahun 1993.

Apakah boleh memelihara Elang Jawa?

Tidak boleh. Elang Jawa berstatus Dilindungi Penuh berdasarkan UU No. 5 Tahun 1990. Memelihara, memperjualbelikan, atau menyakiti satwa ini adalah tindak pidana dengan ancaman hukuman penjara dan denda besar. Perawatan hanya diizinkan bagi lembaga konservasi (ex-situ) yang memiliki izin khusus.

Kenapa Elang Jawa terancam punah?

Populasi Elang Jawa terus menurun akibat hilangnya habitat hutan di Jawa yang padat penduduk, serta perburuan liar untuk perdagangan hewan peliharaan ilegal. Tingkat reproduksinya yang lambat (1 telur per 2 tahun) membuat pemulihan populasinya menjadi sangat sulit.