Kucica Hutan
Copsychus malabaricus
Panjang
25 cm
Berat
28-34 g
Habitat
Hutan Hujan Dataran Rendah
Reproduksi
3-5 telur
Status Konservasi
Ancaman Utama
- • Perburuan liar masif untuk lomba
- • Hilangnya habitat hutan dataran rendah
Upaya Konservasi
- ✓ Regulasi kuota tangkap (Satwa Buru)
- ✓ Wajib penangkaran (Breeding) untuk kontes
- ✓ Sertifikasi ring peternak (APBN/PBI)
Si Ekor Cambuk Bermental Baja
Murai Batu (Copsychus malabaricus) dikenal sebagai primadona burung berkicau karena kombinasi fisik dan suaranya yang istimewa. Ciri utamanya adalah ekor hitam panjang yang bisa melengkung melebihi panjang tubuhnya sendiri. Saat bertarung atau 'ngobra', mereka akan menegakkan kepala dan memainkan ekornya naik-turun (ngeplay) seperti cambuk, menunjukkan mental petarung sejati.
Nama Lokal
Sinonim
Penghuni Semak Hutan Rimbun
Mereka menyukai habitat hutan hujan dataran rendah yang rapat, hutan sekunder, hingga area semak belukar bambu yang dekat dengan sumber air. Sayangnya, habitat ideal ini semakin menyempit, ditambah dengan tekanan perburuan liar yang masif untuk memenuhi permintaan pasar hobi, membuat populasi liarnya di Jawa dan Sumatera menurun drastis.
Karnivora Agresif
Di alam liar, Murai Batu adalah predator agresif yang memburu berbagai jenis serangga seperti jangkrik, belalang, ulat, dan bahkan cacing tanah. Kebutuhan protein hewaninya sangat tinggi untuk menunjang aktivitas dan stamina berkicaunya. Dalam perawatan manusia, pemberian 'Extra Fooding' (EF) seperti jangkrik dan kroto (telur semut) adalah menu wajib harian.
Komposisi Pakan
insektivorajangkrik, belalang, kroto, ulat
cacing tanah, laba-laba
buah kecil
Peta Persebaran
Status Endemik
Tersebar LuasNegara
Pulau Utama
Provinsi
- Aceh
- Sumatera Utara
- Lampung
- Kalimantan Tengah
Fakta Menarik
- ✨Memiliki gaya tarung 'ngeplay' (memainkan ekor) yang sangat atraktif.
- ✨Sempat masuk daftar dilindungi pada 2018, namun dikeluarkan kembali karena protes massal komunitas kicau mania.
- ✨Harga satu ekor burung juara bisa setara dengan harga mobil mewah baru.
Perilaku & Suara
Pola Aktivitas
diurnal
Sosialitas
soliter dan sangat teritorial
Migrasi
Tidak (Menetap)
Karakteristik Suara
"Kicauan keras, melodis, dan variatif (ngeroll & nembak). Mampu meniru suara burung lain. Saat bertarung mengeluarkan suara 'kretek-kretek'."
Nada & Jenis
Raja Mimikri Hutan
Kualitas suara Murai Batu dinilai dari volume yang tembus (keras), irama lagu yang bervariasi (ngeroll), dan tembakan-tembakan tajam yang meniru suara burung lain (cililin, kenari, lovebird). Kemampuan meniru (mimikri) inilah yang membuat mereka menjadi kelas paling bergengsi dalam setiap lomba burung berkicau di Indonesia.
Reproduksi
3-5
Telur
13
Hari Inkubasi
18
Hari Asuh
9
Bulan Dewasa
Musim Kawin
Tipe Sarang
Monogami dan Teritorial
Murai Batu adalah burung monogami yang sangat mempertahankan wilayah sarangnya. Mereka bersarang di lubang-lubang pohon bekas pelatuk atau celah rumpun bambu. Indukan jantan dan betina berbagi peran dalam membesarkan anak, meskipun betina lebih dominan dalam mengerami telur.
Budaya & Sejarah
Simbol Daerah
Simbol Gengsi Kicau Mania
Kepercayaan Lokal
Memiliki Murai ekor panjang membawa keberuntungan dan wibawa. Ekor panjang = Status sosial.
Sejarah
Dideskripsikan Scopoli (1786). Sempat masuk daftar dilindungi (2018) lalu dicabut karena protes massal.
Pemeliharaan & Harga
Info Pemeliharaan
Sedang - Sulit
Membutuhkan Extra Fooding (EF) hidup setiap hari. Mental tarung (fighter) harus dijaga. Wajib jaga kebersihan kandang.
Kisaran Harga
Harga sangat variatif tergantung TRAH (keturunan), prestasi lomba, dan panjang ekor. Burung juara nasional bisa > Rp 500 Juta.
Update: Desember 2025
Galeri Foto

Jantan pose ngobra (bertarung)

Detail ekor melengkung
Pertanyaan Umum
Apakah Murai Batu dilindungi?
Saat ini TIDAK DILINDUNGI (berdasarkan Permen LHK No. P.106/2018). Namun, penangkapannya dari alam liar diatur kuota ketat (Satwa Buru). Sangat disarankan memelihara hasil penangkaran (breeding) yang ditandai dengan Cincin/Ring pada kakinya.
Mengapa harganya bisa sangat mahal?
Harga Murai Batu ditentukan oleh 'Katuranggan' (fisik), Trah (keturunan darah juara), volume suara, mental tarung, dan panjang ekor. Burung yang sudah sering juara di event nasional memiliki nilai prestise tinggi yang bisa mencapai ratusan juta rupiah.
Apa bedanya Murai Batu Medan, Lampung, dan Borneo?
Secara umum: Murai Medan (ras Sumatera) punya ekor paling panjang dan postur atletis. Murai Borneo (Kalimantan) punya gaya tarung khas 'gelembung' (mengembangkan bulu dada) saat berkicau. Murai Lampung/Jawa (Larwo) biasanya berukuran lebih kecil.
Status Konservasi
Ancaman Utama
- • Perburuan liar masif untuk lomba
- • Hilangnya habitat hutan dataran rendah
Upaya Konservasi
- ✓ Regulasi kuota tangkap (Satwa Buru)
- ✓ Wajib penangkaran (Breeding) untuk kontes
- ✓ Sertifikasi ring peternak (APBN/PBI)
Fakta Menarik
- ✨Memiliki gaya tarung 'ngeplay' (memainkan ekor) yang sangat atraktif.
- ✨Sempat masuk daftar dilindungi pada 2018, namun dikeluarkan kembali karena protes massal komunitas kicau mania.
- ✨Harga satu ekor burung juara bisa setara dengan harga mobil mewah baru.
Peta Persebaran
Status Endemik
Tersebar LuasNegara
Pulau Utama
Provinsi
- Aceh
- Sumatera Utara
- Lampung
- Kalimantan Tengah