Kakatua Kecil Jambul Kuning dewasa
CR Endemik Indonesia

Kakatua Kecil Jambul Kuning

Cacatua sulphurea

Panjang

34 cm

Berat

308-380 g

Habitat

Hutan musim semi-kering

Reproduksi

2-3 telur

Status Konservasi

CR
Critically Endangered
IUCN Red List
Status Indonesia Dilindungi Penuh (UU No. 5 Tahun 1990)
CITES Appendix I
Tren Populasi menurun

Ancaman Utama

  • Perburuan liar untuk perdagangan hewan peliharaan
  • Penebangan pohon sarang (deforestasi)
  • Konflik dengan petani (dianggap hama jagung)

Upaya Konservasi

  • Penetapan kawasan konservasi (Taman Nasional)
  • Program 'Desa Ramah Burung' di Nusa Penida
  • Patroli sarang anti-poaching

Ciri Fisik dan Identifikasi

Kakatua Kecil Jambul Kuning memiliki panjang tubuh sekitar 33-35 cm, lebih kecil dibandingkan kerabatnya Kakatua Koki. Warna bulu dominan putih bersih dengan bercak kuning mencolok di pipi (ear coverts) dan jambul kurva berwarna kuning cerah (atau jingga pada subspesies *citrinocristata*). Perbedaan kelamin (dimorfisme seksual) dapat dilihat dari warna iris mata: hitam gelap pada jantan, dan cokelat kemerahan pada betina.

Kingdom Animalia
Phylum Chordata
Class Aves
Ordo Psittaciformes
Genus Cacatua
Spesies Cacatua sulphurea
Subspesies C. s. sulphurea (Sulawesi), C. s. abbotti (Masalembu), C. s. citrinocristata (Sumba - Jambul Jingga), C. s. parvula (Nusa Tenggara)

Nama Lokal

Kaka(Sumba)Beka'(Masalembu)Cokka(Bugis/Makassar)Yellow-crested Cockatoo(Inggris)

Sinonim

Lesser Sulphur-crested CockatooPsittacus sulphureus

Habitat dan Persebaran

Spesies endemik ini tersebar di Sulawesi dan Nusa Tenggara (Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Sumba, Timor). Mereka menghuni hutan musim semi-kering, hutan galeri, dan tepi hutan yang berbatasan dengan lahan pertanian. Ketinggian optimal adalah dataran rendah 0-800 mdpl, jarang ditemukan di atas 1000 mdpl.

Pakan di Alam Liar

Burung ini adalah pemakan biji-bijian dan buah (frugivora-granivora). Diet utamanya meliputi biji pohon kapuk, kemiri, buah ara (ficus), mangga, dan pepaya liar. Mereka juga memakan nektar bunga kelapa. Sayangnya, adaptasi mereka memakan jagung sering memicu konflik dengan petani yang menganggapnya sebagai hama tanaman.

Komposisi Pakan

herbivora
biji-bijian & kacang 40%

biji kapuk, kemiri

buah-buahan 30%

mangga, pepaya liar, ara

bunga & tunas 20%

nektar kelapa, bunga dadap

tanaman pertanian 10%

jagung

Peta Persebaran

Status Endemik

✓ Endemik Indonesia

Negara

IndonesiaTimor Leste

Pulau Utama

SulawesiBaliNusa PenidaLombokSumbawaFloresSumbaTimorMasalembu

Provinsi

  • Sulawesi Selatan
  • Sulawesi Tenggara
  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur
  • + 1 lainnya

Fakta Menarik

  • Sering keliru dianggap sama dengan Kakatua Koki, padahal jauh lebih langka.
  • Salah satu burung paling cerdas, mampu memecahkan puzzle mekanik dan meniru suara manusia presisi.
  • Anak jenis di Sumba memiliki jambul unik berwarna jingga (citrinocristata).

Perilaku & Suara

Pola Aktivitas

diurnal

Sosialitas

berkelompok (pasangan atau kelompok 3-5 ekor)

Migrasi

Tidak (Menetap)

Karakteristik Suara

"Pekikan parau yang sangat keras, serak, seperti 'kreek-kreek' atau 'kaka-kaka'."

Nada & Jenis

keras parau serak tidak melodis

Vokalisasi Khas

Suara Kakatua Kecil Jambul Kuning sangat keras, parau, dan serak, tidak melodis seperti burung kicau. Pekikan 'kreek-kreek' atau 'kaka-kaka' sering terdengar saat mereka terbang melintas atau saat berkomunikasi dalam kelompok. Suara keras ini juga berfungsi sebagai penanda keberadaan mereka di hutan yang rimbun.

Reproduksi

2-3

Telur

28

Hari Inkubasi

75

Hari Asuh

42

Bulan Dewasa

Musim Kawin

SeptemberOktoberNovemberDesemberJanuariFebruariMaretAprilMei

Tipe Sarang

Lubang alami pada pohon besar (>10m)

Perkembangbiakan

Musim kawin umumnya berlangsung dari September hingga Mei. Mereka bersarang di lubang pohon besar alami dengan ketinggian di atas 10 meter untuk menghindari predator. Betina meletakkan 2-3 butir telur yang dierami selama ±28 hari. Anakan akan diasuh induknya selama 70-75 hari sebelum siap terbang mandiri.

Budaya & Sejarah

Simbol Daerah

Identitas fauna Nusa Tenggara (ikonik)


Kepercayaan Lokal

Di Sumba ('Kaka'), simbol kebersamaan dan musyawarah dalam motif tenun ikat. Dulu dianggap keramat.


Sejarah

Dideskripsikan oleh Johann Friedrich Gmelin (1788). Nama 'sulphurea' merujuk warna kuning belerang.

Pemeliharaan & Harga

Info Pemeliharaan

Legalitas:
⚠️ Ilegal / Dilarang Keras
Tingkat Kesulitan:

Sangat Sulit

Sangat cerdas dan emosional. Rentan stres dan self-mutilation jika dipelihara ilegal. Wajib izin penangkaran F2.

Kisaran Harga

Dewasa Rp 5.000.000

WARNING: Status Critically Endangered. Perdagangan adalah tindak pidana berat! Harga pasar gelap lokal Rp 2.5jt-5jt, Internasional >Rp 30jt.

Update: 2024 (Data Pasar Gelap)

Galeri Foto

Pertanyaan Umum

Apa bedanya dengan Kakatua Koki?

Kakatua Kecil Jambul Kuning (*C. sulphurea*) berukuran lebih kecil (33-35 cm) dan memiliki bercak pipi kuning yang sangat jelas. Kakatua Koki (*C. galerita*) jauh lebih besar (45-50 cm) dan pipinya tidak sekuning C. sulphurea.

Apakah Kakatua Jambul Kuning boleh dipelihara?

Secara umum TIDAK BOLEH, kecuali berasal dari penangkaran resmi (F2) yang legal. Burung ini berstatus Critically Endangered (CR) dan Dilindungi Penuh di Indonesia. Memelihara tangkapan liar adalah tindak pidana.

Kenapa Kakatua Sumba jambulnya oranye?

Kakatua di Sumba adalah subspesies unik bernama *Cacatua sulphurea citrinocristata* yang secara genetik memiliki pigmen warna jingga/oranye pada jambulnya, berbeda dengan kerabatnya di pulau lain yang berjambul kuning.